Tahu nggak Parents, ternyata tidak hanya anak saja lho yang punya tahap perkembangan. Keluarga pun ternyata memiliki tahap perkembangan juga. Setiap tahapan perkembangan memiliki tantangannya tersendiri dan diperlukan penyesuaian serta kerja sama untuk melalui tantangan tersebut. Apabila tantangan itu tidak bisa dilalui dengan baik, maka keluarga akan menghadapi krisis dan menyebabkan keluarga tidak dapat berfungsi dengan baik
Jadi yuk, mari kita coba kenali apa saja sih tahap perkembangan dalam keluarga dan bagaimana cara beradaptasi dengan tepat untuk menghadapi tantangan dalam setiap tahapan
Pasangan menikah tanpa anak
Pada tahapan ini, pasangan baru saja menikah dan belum memiliki anak. Tantangan yang perlu dilalui adalah pasangan saling beradaptasi satu sama lain untuk membina rumah tangga. Pasangan perlu mencari jalan tengah untuk menggabungkan kombinasi dari 2 sistem keluarga yang berbeda. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan komunikasi dan komitmen dalam meraih tujuan bersama sehingga didapatkan hubungan yang memuaskan
Selain itu Parents juga perlu menyesuaikan diri agar dapat masuk ke dalam keluarga besar dan lingkar pertemanan pasangan. Hubungan yang baik dengan keluarga besar dan teman pasangan ternyata menjadi salah satu faktor penguat dalam pernikahan
Memiliki anak bayi
Tahapan selanjutnya adalah keluarga mulai memiliki bayi. Dengan bertambahnya anggota keluarga baru, maka bertambah pula peran yang diemban yaitu peran sebagai individu, pasangan, dan juga orang tua. Parents perlu beradaptasi untuk menyeimbangkan peran-peran tersebut. Selain itu Parents juga perlu beradaptasi dengan pengasuhan anak yang melibatkan keluarga besar.
Terdapat 4 tugas utama orang tua dalam tahapan ini
- Growth parenting, yaitu menyediakan makanan dan perlindungan, kehangatan, serta kasih sayang untuk anak
- Material parenting, yaitu memberi stimulasi dan kesempatan eksplorasi untuk bayi
- Social parenting, yaitu berinteraksi dengan bayi misalnya dengan memeluk, mencium, menenangkan, dan membuat bayi merasa aman melalui nyanyian atau permainan
- Didactic parenting, yaitu memberi stimulasi pada bayi dan mengenalkan dunia serta segala informasi untuknya
Memiliki anak pra sekolah
Pada tahap ini Parents perlu beradaptasi dengan kebutuhan anak pra sekolah. Tantangannya adalah Parents sering merasa kehabisan tenaga dan kewalahan dalam membesarkan anak serta kurangnya privasi sebagai orang tua. Hal ini dikarenakan orang tua harus menjadi partner interaksi anak, menjadi “guru”, dan juga menyediakan kesempatan bagi anak agar bisa bertumbuh dengan optimal. Semua tugas tersebut perlu diseimbangkan dengan aktivitas orang tua sehari-hari dan juga perannya sebagai suami/istri.
Anak sekolah
Tahapan berikutnya adalah ketika anak mulai masuk pendidikan formal. Orang tua perlu menyediakan kebutuhan sekolah anak, menemaninya dalam belajar, dan juga menyeimbangkan peran lain. Terlebih biasanya di usia ini orang tua sedang berada dalam puncak karir sehingga tingkat kesibukan meningkat.
Orang tua perlu beradaptasi dengan cara:
- Memberi perhatian dan responsif terhadap kebutuhan anak
- Mengawasi dan membimbing anak namun dengan menjaga jarak karena anak sedang belajar untuk lebih mandiri
- Mengatur rutinitas kehidupan sehari-hari agar anak tetap memiliki gaya hidup sehat, misalnya pola tidur, pola makan, dan aktivitas fisik
- Mendorong anak untuk bisa bersosialisasi dengan teman sebaya
- Mempertahankan ritual keluarga, misalnya makan bersama, beribadah bersama, dan sebagainya
- Membantu anak memahami dunia, terlebih jika anak mengalami suatu pengalaman baru atau pengalaman yang kurang menyenangkan
- Melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan anak’
Anak remaja
Di tahapan ini kekuatan sebuah keluarga akan diuji. Masa remaja adalah masa yang menantang karena anak sudah tidak mau diperlakukan seperti anak kecil, namun di sisi lain mereka juga belum dewasa. Oleh karena itu orang tua perlu menyeimbangkan antara kebebasan dan tanggung jawab. Orang tua perlu melakukan:
- Mencari aktivitas lain selain hanya menjadi orang tua karena anak akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan temannya sehingga peran orang tua dirasa “berkurang”
- Tetap menjaga keterikatan emosi dengan anak namun tetap memberi ruang baginya untuk mandiri
- Mencoba untuk memahami bahwa anak berubah dan melihat ia sedang menjalani masa mudanya
- Memperhatikan kembali hubungan pernikahan dan meningkatkan keintiman dengan pasangan
Meluncurkan anak-anak
Maksud dari tahap meluncurkan anak-anak adalah tahapan ketika anak-anak sudah beralih menjadi orang dewasa. Ia lalu “melontar” atau meninggalkan keluarga inti untuk menjadi pribadi yang mandiri. Hal ini dapat menyebabkan “empty nest” pada orang tua karena kepergian anak-anak dari rumah.
Untuk melalui tahapan ini, maka orang tua perlu
- Beradaptasi menjalani hidup berdua dengan pasangan
- Menerima bahwa anak sudah dewasa sehingga menyesuaikan hubungan yang dibina
- Menghadapi perubahan-perubahan kemunduran dalam diri seiring dengan bertambahnya usia
- Menyiapkan diri menjadi mertua dan bahkan menjadi kakek-nenek
Orang tua paruh baya
Pada tahapan ini, Parents perlu mengembalikan fokus pada hubungan pernikahan. Tahapan ini terkadang dirasa sulit karena Parents harus menghadapi banyak perubahan yaitu anak-anak yang keluar dari rumah, bahkan mulai membangun keluarga sendiri, hingga menghadapi proses penuaan. Dalam tahapan ini terkadang orang tua juga merasa sebagai orang tua yang gagal apabila anak tumbuh tidak sesuai harapan orang tua
Untuk melalui tahapan ini dengan baik, maka orang tua perlu:
- Menjalin hubungan baik dengan orang tua dan anak-anak
- Memperkuat hubungan pernikahan dan meningkatkan keintiman dengan pasangan
- Menjaga kesehatan
- Meluangkan waktu untuk bersosialisasi dan melakukan aktivitas yang menyenangkan
- Mempersiapkan diri untuk menghadapi masa tua dan pensiun
Anggota keluarga yang menua
Tahapan terakhir adalah ketika anggota keluarga sudah menua. Tantangan yang dihadapi adalah kematian pasangan dan juga adanya kemungkinan hidup sendiri. Selain itu Parents juga perlu beradaptasi dengan masa pensiun, serta kemunduran-kemunduran lain misalnya kemunduran fisik, kognitif, memori, dan sebagainya
Untuk melaluinya, maka orang tua perlu:
- Mencari peran baru dalam keluarga dan lingkungan sosial
- Mempersiapkan diri menghadapi kematian orang-orang terdekat, termasuk kematian diri sendiri
- Menyesuaikan diri dengan keluarga baru (keluarga dari anak-anak)
Perlu diingat ya Parents, bahwa perkembangan keluarga tidak selalu berjalan dari tahap ke tahap secara normal. Setiap keluarga unik dan memiliki dinamikanya masing-masing. Dengan mengenal tahapan-tahapan ini semoga Parents bisa lebih memahami dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan-tantangan yang akan dihadapi baik saat ini maupun masa mendatang.
Referensi:
Afiatin, T. (2019). Perkembangan dan tugas perkembangan keluarga. [Presentasi]. Center for Public Mental Health Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Handayani, A., Setiawan, A. & Yulianti, P. D. (2018). Individual adaptation based on family development stage. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 287