Keluarga adalah lingkungan sosial terdekat yang kita miliki. Bagaimana relasi kita dengan keluarga memiliki dampak yang cukup besar dengan bagaimana kita menjalin relasi dengan orang lain. Dengan adanya relasi yang sehat dalam keluarga akan membantu kita untuk menjalin relasi yang sehat pula dengan lingkungan lain
Tentunya kita mendambakan suatu relasi yang sehat di dalam keluarga, di mana kita bisa saling percaya, saling mendukung, serta mendapatkan kasih sayang dan kehangatan dari anggota keluarga. Nah, kira-kira kemampuan apa saja sih yang perlu kita miliki supaya hubungan dalam keluarga kita sehat?
Mengekspresikan kebutuhan
Kita perlu mengingat bahwa orang lain tidak bisa membaca pikiran, termasuk orang-orang terdekat kita. Oleh karena itu kita perlu belajar untuk bisa mengekspresikan kebutuhan, misalnya kebutuhan untuk mendapat kasih sayang, didengarkan, mendapat dukungan, kebutuhan untuk minta tolong, dan juga termasuk kebutuhan untuk memiliki me-time
Untuk bisa mengekspresikan kebutuhan dengan aman, anggota keluarga lain perlu belajar untuk menerima dan terbuka dengan hal tersebut. Jadi ketika pasangan mengatakan sedang butuh waktu untuk sendiri, coba yuk kita hargai dan beri ia kesempatan untuk me-time. Atau ketika anak terlihat cemas ketika menghadapi sesuatu, kita beri ia dukungan untuk membantu ia menenangkan diri.
Resolusi konflik
Konflik pasti akan terjadi di dalam suatu keluarga, baik konflik antar pasangan, orang tua dengan anak, ataupun sesama anak. Oleh karena itu kemampuan menyelesaikan konflik sangat penting dimiliki oleh setiap anggota keluarga agar hubungan yang terjalin tetap sehat. Kemampuan menyelesaikan masalah yang perlu dikuasai antara lain:
- Kemampuan mendengarkan pendapat dan pikiran orang lain
- Berpikir terbuka terhadap perbedaan pendapat atau pandangan
- Kemampuan untuk mencari solusi. Coba untuk tetap fokus di masalah masa kini dan tidak mengungkit masa lalu
- Hindari untuk tidak menghargai apa yang orang lain pikirkan atau rasakan, misalnya dengan berkata “Kamu berlebihan!” atau “Kayak gitu aja nangis/marah!”
- Kompromi. Terkadang kita perlu menurunkan ekspektasi dan ego kita agar bisa menemukan jalan tengan demi mendapatkan solusi. Namun perlu diingat bahwa kompromi bukan berarti selalu mengalah ya!
- Afirmasi dan menentramkan orang lain. Konflik adalah suatu hal yang menakutkan dan terkadang membuat kita berpikir jangan-jangan ia sudah tidak sayang lagi kepadaku. Oleh karena itu kita perlu mencoba untuk menenangkan hati dan memberi afirmasi kepada orang lain bahwa kita tetap menyayanginya meskipun kita sedang berkonflik. Hal ini bisa dilakukan dengan saling menggenggam tangan atau berpelukan
Memuji anggota keluarga
Saking dekatnya hubungan dengan keluarga, terkadang kita lupa untuk mengapresiasi dan memuji mereka. Bahkan beberapa merasa bahwa apa yang anggota keluarga lain lakukan adalah kewajiban dan sudah sepantasnya dilakukan sehingga tidak perlu diberi pujian. Tapi siapa sih yang tidak suka dipuji?
Menunjukkan ketertarikan terhadap anggota keluarga lain
Salah satu kemampuan yang perlu dimiliki untuk bisa memiliki hubungan keluarga yang sehat adalah menunjukkan ketertarikan. Hal ini penting dilakukan agar anggota keluarga lain tahu bahwa ia dipedulikan dan ia mendapatkan perhatian. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan bertanya “Apa yang terjadi padamu hari ini?” atau bertanya “Apakah ada yang bisa dibantu?”
Meminta maaf
Kemampuan yang tidak kalah penting untuk dipelajari adalah bagaimana caranya meminta maaf. Hampir sama seperti poin 3 mengenai apresiasi, terkadang kita merasa tidak perlu untuk meminta maaf dengan anggota keluarga lain. Padahal kesalahan yang dilakukan oleh keluarga terkadang justru rasanya lebih menyakitkan karena dilakukan oleh orang yang kita harapkan bisa memberikan kasih sayang kepada kita. Jadi yuk, kita belajar meminta maaf!
- Tenang. Sebelum meminta maaf usahakan kita sudah dalam kondisi yang tenang dan sudah melakukan refleksi atas kesalahan kita
- Spesifik. Sampaikan bahwa kita memahami perilaku apa yang salah dan bagaimana dampaknya kepada orang lain
- Mendengarkan tanpa perlu membela diri. Ketika kita meminta maaf, terkadang ego kita rasanya terluka sehingga muncul keinginan untuk membela diri. Coba belajar untuk ditahan dulu ya dan beri kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan apa yang ia rasakan atau pikirkan
- Sampaikan keinginan memperbaiki diri. Salah satu bagian penting dalam meminta maaf adalah keinginan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa mendatang. Jadi kita bisa coba diskusikan bagaimana agar ke depannya kesalahan tersebut tidak terjadi lagi
- Memaafkan diri sendiri.
Hubungan keluarga yang sehat dapat dilihat dari bagaimana anggota keluarga melalui masa yang sulit. Ketika orang dewasa mengalami masa sulit, mereka dapat menjadikan hal tersebut sebagai kesempatan untuk mengajarkan dan mencontohkan kepada anak-anak bagaimana caranya melalui masa yang sulit itu.