Ketika seseorang mengetahui bahwa pasangannya berselingkuh, biasanya akan timbul bermacam-macam emosi yang sangat kuat. Belum lagi pikiran-pikiran seperti “Apakah hubungan ini akan baik-baik saja atau perlu diakhiri?” “Apakah aku akan mampu percaya  kepada orang lagi?” “Kenapa relasiku dengan pasangan bisa menjadi seperti ini?” Segala emosi dan pikiran yang berkecamuk itu akan membuat seseorang tidak tahu harus melakukan apa dan sulit mengambil keputusan. 

Jika Parents sedang mengalami permasalahan dan kebingungan yang sama, silakan simak langkah-langkah berikut ini ya

Merencanakan strategi koping

Meskipun Parents belum siap untuk mengambil keputusan apapun, Parents perlu membentuk dan membuat landasan yang kuat agar nantinya Parents bisa berpikir dengan lebih tenang. Landasan ini misalnya berupa istirahat yang cukup, meluangkan waktu untuk melakukan sesuatu yang membuat tenang (misalnya olahraga, meditasi, membuat karya seni, dsb), dan juga menentukan siapa saja yang bisa membantu Parents dalam situasi ini.

Rencanakan komunikasi dengan pasangan

Cepat atau lambat Parents perlu mengkomunikasikan apa yang terjadi pada pasangan. Parents perlu membuat rencana bagaimana komunikasi ini sebaiknya dilakukan. Apakah Parents dan pasangan menyempatkan waktu untuk duduk bersama dan membicarakannya ketika kedua belah pihak sudah tenang? Apakah perlu melibatkan pihak ketiga yang netral, misalnya psikolog atau konselor pernikahan? Kapan kira-kira waktu yang tepat dan di mana tempat yang kondusif untuk membicarakannya? Membuat rencana komunikasi akan membantu Parents melalui permasalahan ini karena semakin cepat permasalahan diselesaikan, maka akan semakin cepat pula ditemukan jalan keluarnya

Membuat daftar social support

Terkadang saat melalui permasalahan seperti ini, Parents bisa merasakan kesepian karena merasa malu atau ragu untuk bercerita kepada orang lain. Parents perlu memilih dengan hati-hati apa saja yang perlu disampaikan dan mana yang tidak perlu disampaikan kepada orang lain. Lalu pilihlah orang-orang yang sekiranya dapat memberikan dukungan emosi dan juga benar-benar peduli kepada Parents. Parents juga perlu menghindari komunikasi kepada orang lain dalam kondisi marah karena dikhawatirkan akan ada perkataan-perkataan yang nantinya akan disesali. Dan juga yang perlu diingat adalah, orang lain boleh berpendapat apapun namun keputusan tetap ada di tangan Parents

Hati-hati dalam membuat keputusan

Usahakan untuk tidak membuat keputusan apapun dalam kondisi marah karena dikhawatirkan keputusan yang diambil akan disesali di kemudian hari. Setiap hubungan memiliki dinamika yang berbeda-beda. Mungkin ada pasangan yang sebelumnya memiliki perjanjian, jika salah satu pihak berselingkuh maka hubungan otomatis diakhiri. Namun hubungan beberapa pasangan mungkin lebih rumit terutama jika mereka sudah memiliki anak sehingga perlu lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan

Hindari dorongan untuk balas dendam

Saat sedang terluka, mungkin muncul dorongan untuk melakukan serangan balik kepada orang yang menyakiti kita. Terlebih jika orang yang menyakiti itu adalah orang yang sangat kita sayangi. Cobalah untuk ambil jeda dan tarik nafas panjang sebelum melakukan sesuatu. Bayangkan dalam beberapa bulan ke depan, kira-kira apa dampak dari perilaku tersebut. Termasuk Parents perlu berhati-hati ya tentang apa yang diunggah ke media sosial karena unggahan tersebut akan dibaca oleh banyak orang dan bahkan mungkin nantinya bisa terbaca oleh anak-anak kita

Dengarkan apa yang pasangan katakan

Langkah selanjutnya adalah, coba Parents benar-benar mendengarkan apa yang pasangan katakan. Apakah ia benar-benar meminta maaf karena menyesali perbuatannya atau karena ketahuan? Apakah ia menunjukkan niat untuk memperbaiki hubungan atau itu hanya asumsi (dan harapan) Parents saja bahwa pasangan sedang memperjuangkan hubungan? Apakah hubungan perselingkuhan tersebut hanya untuk kesenangan atau ada emosi yang terlibat di dalamnya? Apakah pasangan menyalahkan Parents atas perilakunya? (misalnya “Aku tuh selingkuh karena kamu kurang perhatian”) Apakah pasangan terlihat buru-buru meminta Parents untuk melupakan masalah ini? Apakah pasangan sudah menceritakan semua atau tampaknya masih ada yang disembunyikan? Apakah pasangan mampu menjawab pertanyaan secara terbuka atau masih ada hal yang ditutupi? Bagaimana Parents mengetahui perselingkuhan ini? Jika karena diberi tahu pasangan, apakah ia memberi tahu karena ia ingin melukai Parents, karena merasa bersalah, atau karena ingin memperbaiki hubungan? Jika Parents tahu sendiri, apakah Parents memiliki alasan untuk mempercayai bahwa ia tidak akan mengulangi perbuatannya jika ia tidak ketahuan? Lalu jika pasangan ingin memperbaiki hubungan, apakah ia siap dengan konsekuensinya? (misalnya melakukan konseling ke konselor pernikahan, mengubah cara komunikasi, dsb)

Mencari pola

Coba Parents melihat pola perilaku pasangan secara garis besar. Apakah sebelumnya pasangan memiliki pola perilaku tidak jujur, egois, atau tidak menghargai Parents? Apakah ada pola perilaku ketika pasangan selalu ingin dikagumi oleh orang lain? Parents perlu melihat pola perilaku apa yang melatarbelakangi munculnya perilaku perselingkuhan tersebut. Parents bisa mencoba membaca artikel Belajar Parenting seputar alasan orang berselingkuh

Sadari emosi yang dirasakan

Saat mengetahui pasangan berselingkuh, emosi yang dirasakan sangat beragam. Mulai dari kaget hingga marah. Mungkin Parents merasa ingin melupakan kejadian tersebut karena Parents merasa kesepian dan sedih sehingga ingin keadaan kembali seperti sedia kala. Atau mungkin Parents merasa kesal karena tidak tahu perbuatan pasangan selama ini dan akhirnya mulai menyalahkan diri sendiri. Mungkin juga muncul perasaan malu dan frustasi. Untuk mengelola segala emosi tersebut, Parents perlu menerimanya terlebih dahulu. Setelah itu cobalah untuk menulis jurnal atau curhat ke orang yang bisa dipercaya. Kuncinya adalah mengenali emosi-emosi yang dirasakan dan mengekspresikannya sehingga emosi tersebut tidak menumpuk dan beresiko untuk menjadi bom waktu di kemudian hari

Ingatkan diri bahwa kita pantas dicintai

Salah satu hal paling menyakitkan saat menjadi korban perselingkuhan adalah adanya perasaan kita tidak pantas dicintai atau ada yang kurang dari diri kita sehingga pasangan lebih memilih untuk berhubungan dengan orang lain. Atasi pikiran-pikiran tersebut dengan mencari dukungan emosi dari orang terdekat dan juga ingatkan diri bahwa kamu pantas dicintai, kamu berharga, dan you are enough


Apapun keputusan yang Parents pilih, buatlah dengan penuh kesadaran. Setiap pilihan memiliki konsekuensinya masing-masing dan terkadang konsekuensi tersebut amat berat untuk dijalani. Namun lakukanlah apa yang perlu dilakukan. Mungkin Parents dan pasangan memutuskan untuk mendatangi konselor pernikahan sebagai usaha untuk memperbaiki hubungan. Atau mungkin Parents perlu waktu untuk mencari tahu apa yang sebenarnya Parents inginkan dalam hidup. Apapun itu, jangan lupa untuk selalu melakukan self care dan sayangi dirimu sendiri karena dirimu berharga




Referensi:

Bonior, A. (2018). Your partner cheated-Now what? Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/friendship-20/201802/your-partner-cheated-now-what

Brenner, G. H. (2017). My partner cheated on me- Should i try to make it work? Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/experimentations/201710/my-partner-cheated-me-should-i-try-make-it-work