“Saya sudah turutin kemauannya, tapi dia masih nggak mau dengerin saya”
“Dia kalau lagi makan di restoran nggak mau diam, jadi saya kasih apa yang dia mau”
Parents ada yang pernah merasa seperti ini? Rasanya sudah memberikan semua yang anak mau dan memenuhi segala kebutuhannya, namun anak tetap tantrum, keras kepala, bahkan mengalami masalah perilaku. Hati-hati ya Parents, jangan sampai Parent menjadi orang tua yang overindulgent
Apa itu overindulgent parenting?
Overindulgent parenting adalah gaya pengasuhan ketika orang tua memberikan materi dan perhatian kepada anak secara berlebihan dan terus menerus. Clarke and Bredehoft menjelaskan bahwa ada 3 ciri overindulgent parenting, yaitu:
- Memberikan terlalu banyak, misalnya terlalu banyak mainan, hadiah, atau aktivitas
- Ketika orang tua melakukan tugas yang seharusnya anak lakukan, misalnya orang tua mengerjakan tugas rumah, menyiapkan kebutuhan sekolah, dsb
- Ketika orang tua kurang mendisiplinkan perilaku anak dan kesulitan membuat anak bertanggung jawab karena tidak adanya aturan. Misalnya membebaskan jam tidur, tidak melibatkan anak dalam tugas rumah, atau memberikan apa yang anak minta ketika sedang tantrum
Overindulging sedikit berbeda dengan memanjakan. Perilaku memanjakan biasanya muncul karena anak meminta sesuatu lalu orang tua memenuhinya. Orang tua biasanya memanjakan anak untuk menghindari konflik. Sedangkan overindulging parents berasal dari kebutuhan orang tua untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Anak yang dibesarkan dalam gaya pengasuhan overindulgent belum tentu menjadi anak yang manja karena perilaku orang tua bukan didasari permintaan anak, melainkan keinginan dari orang tua
Lalu apa sih penyebab orang tua jadi memberi terlalu berlebihan kepada anak?
Orang tua melakukannya bukan karena permintaan anak melainkan untuk memenuhi kebutuhan orang tua sendiri. Berdasarkan penelitian di Universitas Concordia, ditemukan bahwa penyebab orang tua menjadi overindulgent bukan untuk memanjakan atau menjalin hubungan yang dekat dengan anak, melainkan adanya permasalahan emosi dalam diri orang tua yang lebih mendalam. Apa saja permasalahan emosi itu?
Pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan
Beberapa orang tua yang mengalami kemiskinan saat kecil akan berusaha untuk menjaga anak mereka agar tidak mengalami apa yang mereka rasakan. Maka dari itu mereka memberikan materi secara berlebihan kepada anak agar anak tidak merasa kekurangan dan memiliki masa kecil yang lebih baik. Orang tua juga tidak tega memberikan anak tanggung jawab dan bahkan mengerjakan apa yang seharusnya anak kerjakan
Perasaan bersalah
Banyak orang tua melakukan perilaku overindulgent karena adanya perasaan bersalah. Alasan munculnya perasaan bersalah itu antara lain:
- Kompensasi untuk orang tua yang abusif: Ketika salah satu orang tua bersikap kasar, orang tua yang lain akan melakukan perilaku overindulge kepada anak sebagai kompensasi terhadap pengalaman negatif yang anak rasakan. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk “mengganti” rasa sakit secara emosi atau fisik yang anak alami
- Kurangnya waktu: Orang tua yang bekerja terus menerus mungkin merasa bersalah karena tidak mampu meluangkan waktu bersama dengan anak. Overindulging adalah cara yang dianggap bisa mengganti ketidakhadiran dan menunjukkan cinta serta perhatian terhadap kesejahteraan anak
- Masalah dengan penyalahgunaan NAPZA: Beberapa orang tua mengalami masalah dengan NAPZA dan merasa bersalah serta malu terhadap dampak negatif yang muncul akibat adiksi. Untuk mengganti itu dan mengurangi rasa bersalah, orang tua melakukan perilaku overindulgent
Mengurangi penderitaan
Alasan lainnya adalah karena adanya anggota keluarga yang meninggal atau anak sedang sakit. Dalam situasi ini orang tua berempati terhadap apa yang anak alami dan ingin memberikan kompensasi untuk mengurangi penderitaan yang dialami. Anak akan diberikan hadiah, pujian atau perhatian secara berlebihan, atau orang tua menjadi kendor terhadap aturan dan batasan. Meskipun tujuan orang tua baik, namun dikhawatirkan perilaku ini justru dapat berkontribusi terhadap perkembangan anak yang kurang baik
Efek negatif dari overindulgent parenting
Orang tua dengan gaya pengasuhan overindulgent menyediakan sumber daya berlebih yang mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan anak sesungguhnya. Hal ini menyebabkan anak kehilangan kesempatan untuk membentuk kemampuan coping untuk kehidupannya di masa mendatang. Anak kehilangan kesempatan untuk belajar menghadapi tantangan, mengalami kegagalan, dan belajar untuk berkompromi. Selain itu ada beberapa efek negatifnya, yaitu:
Kurang percaya diri
Anak akan kesulitan menentukan pilihan karena orang tua seringkali terlalu terlibat dalam menyelesaikan tugas yang sulit atau menyelesaikan masalah untuk anak. Anak akhirnya merasa menjadi sosok yang kurang kompeten dan berdampak terhadap rendahnya rasa percaya diri
Kurang menguasai kemampuan hidup
Anak akan merasa kurang menguasai beberapa kemampuan hidup seperti komunikasi, hubungan interpersonal, melakukan pekerjaan rumah, manajemen uang, dan tanggung jawab personal
Egois
Memberikan pujian secara berlebihan dapat membuat anak jadi mengandalkan validasi orang lain untuk menjaga ia merasa spesial. Anak mungkin akan merasa ia adalah sosok yang penting dan berhak mendapatkan apapun yang ia mau
Perilaku makan tidak sehat
Anak yang tumbuh dalam pola asuh overindulgent beresiko untuk memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat karena orang tua tidak memberikan batasan yang sehat terhadap konsumsi makanan
Masalah perilaku dan emosi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak akan memiliki kemampuan regulasi yang kurang baik dan mengalami masalah perilaku seperti sering berbohong, tidak menaati aturan, dan agresif
Meskipun perilaku indulgent dapat memberikan rasa cinta dan aman, namun perilaku ini juga dapat menimbulkan konsekuensi negatif seperti kurangnya kemampuan mengambil keputusan dan perilaku tidak sehat lainnya.
Orang tua sebaiknya mencari cara yang lebih efektif untuk mengurangi rasa bersalah, bukannya melakukan kompensasi dan memberikan kepada anak secara berlebihan. Ketika memberi dukungan untuk anak yang sakit atau sedang berduka, cobalah mencari solusi alternatif untuk memberi rasa nyaman kepada anak, misalnya dengan memberikan dukungan emosi, perhatian, dan komunikasi terbuka
Pendekatan pola asuh yang seimbang adalah pola asuh yang hangat dan responsif namun tetap memiliki batasan dan mendorong anak untuk mandiri. Dengan mengkombinasikan hal tersebut, orang tua dapat membentuk lingkungan yang membuat anak menjadi bahagia dan mampu menghadapi tantangan dalam hidup
Referensi:
Li, P. (2023). Overindulgent parenting: Are you guilty? Parenting for Brain. https://www.parentingforbrain.com/overindulgent-parenting/, diakses tanggal 29 Mei 2023