Bulan September diperingati sebagai bulan alzheimer sedunia (world alzheimer’s month). Maka dari itu, kali ini Belajar Parenting ingin mengajak para Parents untuk berkenalan lebih dekat dengan alzheimer.
Alzheimer adalah sebuah penyakit yang disebabkan menyusutnya volume otak dan matinya sel-sel dalam otak. Penyakit ini bersifat progresif, artinya struktur kimia otak menjadi semakin rusak dari waktu ke waktu. Akibatnya kemampuan seseorang untuk mengingat, memahami, berkomunikasi, dan berpikir secara bertahap menurun.
Alzheimer memiliki beberapa gejala, yaitu:
Menurunnya memori
Gejala ini adalah gejala yang paling menonjol pada penderita Alzheimer. Beberapa contoh perilaku dari gejala ini adalah:
- Mengulangi pernyataan dan pertanyaan secara terus menerus
- Lupa suatu kejadian, janji pertemuan, atau apa yang dibicarakan
- Sering salah meletakkan suatu benda, bahkan meletakkannya di tempat yang tidak biasa (misal kacamata ditaruh di kompor)
- Linglung atau bingung di tempat yang biasa dikunjungi
- Sering lupa nama anggota keluarga dan nama-nama benda
- Sering kesulitan mencari kata yang tepat untuk mengekspresikan pikiran atau ketika ingin mengatakan sesuatu
Kemampuan visuospasial menurun
Dampak dari menurunnya kemampuan visuospasial ini adalah kesulitan untuk membaca, mengukur jarak dan menentukan jarak, membedakan warna, tidak mengenali wajah sendiri di cermin, menabrak cermin saat berjalan hingga tidak tepat saat menuangkan air ke dalam gelas.
Sulit fokus
Penderita alzheimer menjadi kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak, menyetir, dan sebagainya
Sulit membuat keputusan dengan tepat
Alzheimer juga menyebabkan seseorang tidak mampu membuat keputusan dan penilaian yang logis dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya mengenakan pakaian dingin di saat cuaca sedang panas, atau mengenakan pakaian secara terbalik
Perubahan mood dan perilaku
Penderita Alzheimer juga mengalami perubahan mood dan perilaku. Mulai dari menarik diri dari interaksi sosial hingga depresi. Beberapa dari mereka juga menjadi mudah marah, lebih agresif, dan mudah curiga. Selain itu mereka juga mengalami perubahan pola tidur dan pola makan
Hingga saat ini belum ditemukan penyebab pasti terjadinya alzheimer. Para peneliti percaya bahwa alzheimer disebabkan oleh banyak faktor, yaitu:
Usia
Faktor risiko terbesar dari terjadinya alzheimer adalah adanya penambahan usia. Meskipun begitu, bertambahnya usia bukanlah penyebab langsung dari terjadinya alzheimer. Bahkan di beberapa kasus, alzheimer terjadi pada individu berusia di bawah 60 tahun
Riwayat keluarga
Faktor risiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang mengalami alzheimer. Ketika kita memiliki orang tua atau saudara alzheimer, maka kita memiliki risiko yang besar mengalami alzheimer. Risiko akan meningkat ketika ada lebih dari 1 anggota keluarga yang memiliki penyakit tersebut.
Genetik
Penelitian menyebutkan bahwa gen juga berpengaruh terhadap terjadinya alzheimer
Faktor lain
Selain faktor usia, riwayat keluarga, dan genetik ada beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi terjadinya alzheimer. Faktor tersebut yaitu gaya hidup yang sehat. Beberapa perilaku yang bisa dilakukan untuk mencegah alzheimer adalah tidak merokok, makan makanan sehat, rutin berolahraga, tidak mengkonsumsi alkohol, dan pemeriksaan kesehatan rutin, terutama ketika telah menginjak usia lanjut.
Referensi:
Alzheimer Indonesia (2019). 10 gejala awal demensia alzheimer. https://alzi.or.id/10-gejala-awal-demensia-alzheimer/
Mayo clinic staff (n.d.). Alzheimer's disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/alzheimers-disease/symptoms-causes/syc-20350447#:~:text=Overview,person's%20ability%20to%20function%20independently.
Nhs. (2021). Prevention: alzheimer's disease. https://www.nhs.uk/conditions/alzheimers-disease/prevention/