Salah satu hal yang penting untuk dipahami para orang tua adalah pemahaman mengenai sistem sensori. Sistem sensori pada dasarnya adalah sistem neurologi yang membuat kita dapat menerima dan memproses informasi yang berasal dari luar dan dalam tubuh kita. Semua sistem ini bekerja sama sehingga kita mampu menerima, memproses, dan bereaksi terjadi informasi dan rangsangan tersebut dengan tepat.
Beberapa fungsi dari sistem sensorik adalah untuk mengetahui adanya bahaya atau hal yang mengancam yang berhubungan dengan penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasaan rasa nyeri, panas-dingin, dan lain sebagainya. Perkembangan pada sistem sensorik menjadi sangat penting karena manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya jika terjadi kelainan atau kerusakan pada sistem sensoriknya. Maka dari itu penting banget para orang tua untuk bisa memberikan aktivitas yang tepat kepada anak sehingga sistem indera anak dapat berkembang secara maksimal.
Yuk, kita bahas bersama bagaimana cara yang tepat untuk memberikan stimulasi pada sistem sensori anak
Perabaan (Tactile)
Apapun yang bisa kita pegang atau rasakan adalah bagian dari sistem indera perabaan. Indera ini sangat penting karena sensasi fisik yang kita rasakan dapat menentukan apakah yang kita pegang itu aman atau berbahaya. Misalnya ketika anak memegang api dan terasa panas, tubuh akan memproses bahwa api itu berbahaya sehingga respons yang keluar adalah anak menjauhkan diri dari api.
Beberapa contoh perilaku yang menunjukkan sistem perabaan anak masih belum berkembang dengan baik antara lain:
- Anak merasa tidak nyaman ketika tangan, kaki, atau badannya menyentuh sesuatu yang bertekstur, misalnya rumput, pasir, playdough, dsb. Atau sebaliknya, anak tidak menyadari ketika tubuhnya kotor atau ada bagian yang sakit
- Anak merasa risih dengan merek baju atau dengan bahan baju tertentu
- Anak menghindari pelukan atau kontak fisik dengan orang lain
Aktivitas yang bisa Parents lakukan untuk menstimulasi sistem tersebut misalnya dengan:
- Bermain playdough atau finger painting
- Mengajak anak bermain di rumput, pasir, atau mengajak anak memegang benda dengan berbagai tekstur mulai dari halus hingga yang kasar
- Mengajak anak untuk meremas sesuatu, misalnya kertas, bola, atau kain
Pendengaran (Auditori)
Sistem ini membantu kita untuk mendengarkan, dan untuk memilih suara mana yang perlu kita dengarkan dan mana yang perlu diabaikan. Beberapa perilaku yang menunjukkan sistem pendengaran anak sensitif adalah:
- Anak tidak suka suara keras
- Anak mudah terdistraksi dengan suara
- Sering menutup telinga dengan tangan
- Ketika berbicara, suaranya terlalu keras atau terlalu kecil
- Mengabaikan orang tua atau gurunya saat dipanggil
Aktivitas yang bisa dilakukan untuk memberikan stimulasi pada sistem pendengaran adalah:
- Mengajak anak untuk bermain alat musik
- Mengajak anak untuk mendengarkan musik yang menenangkan
- Mengenalkan anak berbagai macam suara, mulai dari yang bervolume kecil hingga keras
Penglihatan (Visual)
Sistem ini membantu kita untuk melihat benda apa yang jauh dan dekat dari kita. Selain itu sistem ini juga membantu kita mengartikan apa yang kita lihat berdasarkan warna, bentuk, huruf, angka, dan cahaya. Anak yang mengalami kesulitan dengan sistem ini menunjukkan beberapa perilaku antara lain:
- Sensitif dengan cahaya
- Koordinasi antara mata dan tangan buruk
- Kesulitan mengikuti arah mata saat membaca
- Tulisan tangan kurang bagus
Aktivitas yang disarankan untuk membantu anak yang mengalami ini adalah:
- Mengajak anak melakukan permainan yang membutuhkan koordinasi mata dan tangan misalnya lempar tangkap bola
- Bermain “I Spy” (mencari benda) atau mencari harta karun
- Bermain-main dengan warna, misalnya melukis, mencampur warna, dsb
Pengecapan (Gustatory)
Sistem perasa membantu kita mengenali makanan apa yang kita sukai dan makanan apa yang berbahaya sehingga perlu dihindari. Anak yang mengalami kesulitan dalam sistem ini biasanya menjadi anak yang suka memilih-milih makanan, suka menggigiti benda, sering mengeluarkan liur, dan tidak suka gosok gigi. Aktivitas yang bisa dilakukan untuk membantu anak adalah dengan mengunyah permen karet, minum dengan sedotan, meniup gelembung atau lilin, dan mengenalkan pada anak makanan dengan beragam rasa dan tekstur
Penciuman (Olfactory)
Sistem ini sangat erat kaitannya dengan sistem pengecapan. Karena sebelum makan sesuatu, biasanya kita mencium makanan terlebih dahulu. Anak yang sensitif dengan sistem penciuman biasanya terlalu peka dengan bau dan juga makanan. Kegiatan yang bisa coba untuk dilakukan adalah bermain dengan menggunakan mainan yang memiliki aroma. Anak juga bisa dikenalkan dengan berbagai aroma, misalnya bunga, bumbu dapur, aromaterapi, dan sebagainya
Proprioseptif
Sistem ini terdiri dari otot, sendi, ligamen, dan jaringan tubuh lainnya. Sistem proprioseptif membantu kita mengetahui di mana anggota tubuh kita dan apa yang sedang dilakukannya tanpa kita harus melihatnya. Ketika anak memiliki koordinasi tubuh yang kurang baik (misalnya sering jatuh atau menabrak), tidak mampu mengontrol tenaga (sering mematahkan barang, mendorong, mencubit, atau memukul), atau anak suka melompat-lompat, ada kemungkinan sistem proprioseptifnya terganggu. Aktivitas yang bisa dilakukan adalah mengajak anak untuk memanjat, berenang, menari, mengangkat barang, mencuci mobil, dan berolahraga
Vestibular
Sistem vestibular terletak di dalam telinga dan membantu kita untuk mendeteksi perubahan gravitasi, misalnya apakah kita sedang berdiri, duduk, berbaring, berputar, dan lain sebagainya. Sistem vestibular juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan. Anak yang memiliki masalah dengan sistem vestibularnya biasanya menunjukkan perilaku tidak suka gerakan cepat atau berputar, tidak suka ketinggian, mudah pusing saat naik kendaraan, dan sulit berdiri dengan tenang. Parents bisa mencoba mengajak anak untuk melompat-lompat di trampolin, bermain ayunan, mengendarai sepeda, bermain lompat tali, dan permainan lain yang membutuhkan keseimbangan (engklek, bermain titian, menirukan gerakan pesawat, dan lain sebagainya)
Interoception
Sistem ini adalah sistem sensori internal dalam tubuh yang berfungsi untuk mengenali rasa lapar, haus, keinginan untuk ke kamar mandi, rasa kantuk, dan sensasi tubuh internal lainnya. Ketika sistem ini terganggu, biasanya anak kesulitan mengenali kapan ia harus ke kamar mandi, kapan ia merasa lapar dan haus, serta kapan harus tidur. Coba bantu anak untuk mengenali tanda-tanda tubuhnya, serta anak juga bisa dikenalkan dengan mindfulness
Nah, itu dia Parents kedelapan sistem sensori dalam tubuh kita. Yuk stimulasi anak kita dengan aktivitas-aktivitas yang sudah disarankan agar sistem sensori anak dapat berkembang secara maksimal. Harap diingat bahwa artikel ini tidak dapat menggantikan pemeriksaan para ahli ya. Jadi apabila Parents merasa butuh informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi ke tenaga profesional.
Referensi:
Greutman, H. (2018). The 8 sensory system. Diunduh dari www.growinghandonkids.comGreutman, H. (2015). What are the 8 senses? Growing Hand on Kids. https://www.growinghandsonkids.com/what-are-the-8-senses.html
https://www.growinghandsonkids.com/what-is-sensory-processing-disorder.html