Parents pernah mendengar istilah “You always hurts the one you love”?

Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa kemungkinan terjadi perselisihan dengan orang yang kita cintai lebih besar dibandingkan dengan orang lain. Semakin dekat suatu hubungan maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi konflik. 

Tapi tenang aja, konflik itu tidak selamanya buruk kok! Justru pasangan yang memiliki konflik dan mampu menyelesaikan dengan baik dapat membuat hubungan mereka semakin kuat. Kali ini Belajar Parenting akan membahas langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh pasangan untuk menghadapi konflik. Simak yuk!

Klarifikasi masalah

Konflik dan pertengkaran terkadang terjadi karena adanya kesalahpahaman. Maka dari itu dibutuhkan klarifikasi masalah agar kedua belah pihak dapat memahami sudut pandang orang lain. Teknik yang bisa digunakan antara lain:

“Situasi apa yang memicu munculnya perasaan tidak nyaman?”

“Apa yang sebenarnya membuatku merasa tidak nyaman?”

“Apa yang sebenarnya aku inginkan atau harapkan?”


Mencari tahu apa yang pasangan inginkan

Setelah kedua belah pihak memiliki pemahaman yang sama tentang masalah yang dihadapi, langkah selanjutnya adalah mengenali apa yang kedua belah pihak inginkan. Dalam langkah ini terkadang akan muncul pertengkaran dan ketidaksetujuan. Namun langkah ini penting dilakukan agar kedua belah pihak dapat menyampaikan dengan jujur apa yang sebenarnya ia inginkan. 

Misalnya istri merasa suaminya tidak pernah membantu pekerjaan rumah. Sedangkan suami merasa ia sudah cukup membantu dengan bekerja untuk menghidupi keluarga. Istri memiliki keinginan suaminya ikut terlibat dalam pekerjaan rumah tangga. Suami memiliki keinginan langsung beristirahat saat sampai di rumah. 

Bisa dilihat ya bahwa kedua belah pihak memiliki keinginan yang berbeda. Ya namanya juga 2 individu yang berbeda, jadi wajar saja jika memiliki perbedaan pendapat. Poin penting dalam langkah ini adalah kedua belah pihak mampu mengutarakan keinginannya secara terbuka. Harapannya dengan saling mengetahui keinginan masing-masing, dapat dicari solusi yang memuaskan kedua belah pihak

Mengidentifikasi berbagai macam alternatif solusi

Di langkah ini, pasangan sama-sama mencari berbagai macam pilihan untuk menyelesaikan masalah. Kata kuncinya adalah bersama-sama ya, jadi jangan sampai hanya salah satu pihak saja yang lebih dominan dalam mencari alternatif solusi

Tulis atau sampaikan saja semua kemungkinan solusi yang terpikirkan. Bahkan jika ide tersebut dirasa konyol atau tidak mungkin dilakukan. Semakin banyak ide alternatif solusi, maka akan semakin mudah nantinya untuk menentukan solusi apa yang akan digunakan

Contoh alternatif solusi:

Menentukan cara bernegosiasi

Setelah berbagai macam alternatif solusi ditentukan, waktunya untuk membuat perjanjian, rencana, atau perubahan. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan:

Quid pro quo

Strategi negosiasi ini adalah ketika kita setuju melakukan sesuatu jika pasangan bersedia melakukan sesuatu (“I’ll do this if you’ll do that”).

Contohnya suami istri yang merasa beban kerjanya di rumah lebih banyak. Setelah mendiskusikan alternatif solusi, mereka memutuskan untuk membagi tugas dengan adil. Suami setuju untuk mengerjakan beberapa tugas rumah dan istri mengerjakan tugas sisanya. Strategi ini efektif karena kedua belah pihak memiliki kejelasan mengenai apa yang akan dilakukan. Namun kelemahan dari strategi ini adalah apabila salah satu pihak tidak mau melakukan kesepakatan, maka konflik akan muncul lagi. Selain itu cukup sulit untuk mencari pembagian yang benar-benar adil

Quid pro quo

Strategi negosiasi ini adalah ketika kita setuju melakukan sesuatu jika pasangan bersedia melakukan sesuatu (“I’ll do this if you’ll do that”). 

Contohnya suami istri yang merasa beban kerjanya di rumah lebih banyak. Setelah mendiskusikan alternatif solusi, mereka memutuskan untuk membagi tugas dengan adil. Suami setuju untuk mengerjakan beberapa tugas rumah dan istri mengerjakan tugas sisanya. 

Strategi ini efektif karena kedua belah pihak memiliki kejelasan mengenai apa yang akan dilakukan. Namun kelemahan dari strategi ini adalah apabila salah satu pihak tidak mau melakukan kesepakatan, maka konflik akan muncul lagi. Selain itu cukup sulit untuk mencari pembagian yang benar-benar adil

Misalnya suami setuju untuk membantu pekerjaan rumah asalkan setelah itu ia diperbolehkan nongkrong dengan teman-temannya. Kelebihan dari strategi ini adalah konsekuensi yang jelas ketika kita tidak melakukan apa yang telah disepakati. 

Strategi ini cocok untuk pasangan yang menginginkan pasangannya berubah. Akan tetapi kelemahan dari strategi ini adalah sulitnya mencari kesepakatan yang benar benar disetujui kedua belah pihak. 

Setuju untuk tidak setuju (agree to disagree)

Terkadang kedua belah pihak kesulitan untuk menemukan solusi yang sama sama disetujui. Maka pilihannya adalah setuju untuk tidak setuju. 

Misalkan suami ingin menabung untuk membeli mobil, sedangkan istri ingin uangnya digunakan untuk jalan jalan ke luar negeri. Setelah diskusi yang panjang, kedua belah pihak tetap bertahan dengan keinginannya dan akhirnya mereka memutuskan setuju untuk tidak setuju. Mereka tetap mengumpulkan uang dan akan membahas akan digunakan untuk apa uang tersebut di kemudian hari. 

Ketika masalahnya tidak genting untuk diselesaikan, strategi ini bisa digunakan dengan harapan nantinya akan ditemukan solusi yang bisa diterima kedua belah pihak. Namun ketika perbedaan pendapat sifatnya mendasar (misalnya perbedaan keinginan memiliki anak), strategi ini kurang tepat

Menguatkan kesepakatan

Besar kemungkinan negosiasi tidak berjalan hanya 1-2x sebelum pasangan menemukan kesepakatan. Namun ketika akhirnya menemukan kata sepakat, penting bagi kedua belah pihak untuk menegaskan mengenai apa saja yang disetujui. Pastikan kedua belah pihak benar-benar setuju bukan karena merasa tertekan atau terpaksa. Jika diperlukan, buatlah semacam kontrak tertulis dengan kata-kata yang jelas sebagai pengingat di kemudian hari. 

Mereview dan negosiasi kembali

Meskipun telah didapatkan kesepakatan, bukan berarti masalah sudah selesai selamanya. Bisa jadi kesepakatan tersebut ternyata belum menyelesaikan masalah. Selain itu bisa juga salah satu pihak tidak melakukan apa yang telah disepakati. Maka dari itu kesepakatan tersebut perlu dilihat kembali untuk melihat apa kendala yang menyebabkan masalah muncul kembali

Jadi Parents, it’s ok kok untuk berkonflik dengan pasangan selama bisa dikomunikasikan dengan baik. Apabila dirasa kesulitan untuk menyelesaikan suatu konflik dalam relasi, jangan ragu untuk meminta bantuan tenaga profesional ya 


Referensi:

Olson, D. H., & DeFrain, J. D. (2011). Marriages and families: Intimacy, strengths, and diversity. McGraw-Hill