Kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan untuk mencari solusi agar dapat meraih suatu tujuan. Kapanpun Parents berhasil mencapai sesuatu tanpa tahu sebelumnya bagaimana caranya, artinya Parents berhasil memecahkan masalah. 

Dalam hidup banyak sekali permasalahan yang perlu dipecahkan, mulai dari menentukan ingin memasak apa, memilih jalan agar tidak terkena macet, hingga masalah-masalah yang lebih rumit bahkan cenderung abstrak, misalnya bagaimana menjadi sukses atau menjadi bahagia. Namun ternyata kemampuan memecahkan masalah tidak hanya diperlukan oleh orang dewasa saja, melainkan juga diperlukan untuk anak-anak. Contoh permasalahan yang perlu diselesaikan oleh anak antara lain:

- Mengatasi konflik dengan teman

- Membetulkan mainan yang rusak atau mencari mainan yang hilang

- Menyeimbangkan antara sekolah dengan kegiatan lain

- Membuat rencana sosial dengan teman, misalnya bermain

- Menghadapi tekanan sosial atau situasi sosial yang negatif

- Mencari cara agar tidak bosan

- Mengelola keinginan untuk membeli sesuatu


Ketika anak mampu memecahkan masalah, maka ia akan mendapat beberapa manfaat, yaitu:


Jadi bisa disimpulkan ya Parents bahwa kemampuan memecahkan masalah penting dimiliki anak. Agar anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang baik, ia perlu memiliki pengetahuan dan menggunakannya untuk mencari solusi serta kemampuan adaptasi terhadap situasi. 

Maka dari itu anak perlu dibantu untuk memperkaya pengetahuannya dengan mengenalkan anak pada beragam situasi dan pengalaman. Berikut ini beberapa tips yang bisa Parents lakukan untuk membantu anak meningkatkan kemampuan memecahkan masalahnya:

Beri kesempatan untuk berlatih

Memecahkan masalah tidak hanya digunakan dalam situasi akademik (misalnya menyelesaikan tugas), melainkan juga bisa digunakan dalam pengalaman sehari-hari. Beri kesempatan pada anak untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya, misalnya memilih pakaian yang ingin dipakai, makanan ringan yang ingin dibeli, hingga kegiatan ekstrakurikuler apa yang ingin diikuti. Parents bisa sesuaikan dengan tahapan usia anak ya.

Mengajarkan kemampuan memecahkan masalah juga berarti membangun kemampuan berpikir kritis dan membuat keputusan. Jika anak bertanya kepada Parents “Apa yang harus aku lakukan?” Parents bisa menjawab “Menurutmu apa yang bisa kamu lakukan di situasi ini?

Biarkan mereka melakukan kesalahan

Wajar sekali jika Parents berusaha untuk melindungi anak, termasuk melindunginya dari kegagalan. Hanya saja Parents perlu mencoba untuk menerima kesalahan jika ingin anak belajar memecahkan masalah karena kesalahan tidak dapat dipisahkan dari proses pemecahan masalah

Beri anak ruang dan kesempatan untuk membuat keputusannya sendiri dan belajar dari kesalahan. Dengan belajar dari kesalahan kecil, diharapkan anak bisa terhindar dari melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari 

Dorong anak untuk berusaha

Anak perlu didorong untuk berusaha sekuat mungkin sebelum meminta bantuan. Apabila anak merasa sudah berusaha dan masih kesulitan, tanya apa yang membuat mereka kesulitan dan apa yang bisa dibantu

Dorong kreativitas dan berpikiran terbuka

Dalam memecahkan masalah dibutuhkan ide baru yang cocok untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu diperlukan kemampuan berpikir kreatif anak. Parents juga perlu lebih terbuka untuk menerima solusi kreatif dari anak meskipun solusi itu tidak seperti apa yang Parents harapkan

Minta pendapat anak

Sesekali coba minta saran kepada anak ketika Parents menghadapi suatu masalah. Hal ini bisa mengajarkan mereka bahwa tidak apa-apa menghadapi masalah dan membuat kesalahan. Mereka juga akan berlatih memecahkan masalah serta menjadi percaya diri untuk menggunakan kemampuannya sendiri

Sesuaikan dengan tingkatan usia anak

- Anak usia 0-3 tahun: masih bergantung pada orang tua untuk memecahkan masalah

- Anak usia 3-5 tahun: 

Untuk bisa memecahkan suatu masalah, anak perlu belajar untuk mengelola emosinya terlebih dulu karena tentu akan sulit untuk mencari solusi jika anak tidak tenang. Bantu ia untuk mengenali emosi yang dirasakan. Setelah itu cari cara untuk membuat anak menjadi lebih tenang, misalnya dengan pelukan atau sentuhan fisik lainnya. Setelah anak lebih tenang, Parents bisa mulai mendiskusikan masalah dengan anak. 

Ketika anak kesulitan atau merasa frustasi, tanyakan bagian mana yang sulit? Pertanyaan ini membantu anak mengenali masalahnya sehingga ia akan merasa lebih mudah untuk mencari solusinya. Lalu tanyakan kira-kira apa ya yang bisa anak lakukan? Apabila anak masih kesulitan, barulah Parents bisa memberi beberapa saran ide solusi masalah

- Anak usia 5-7 tahun

Di tahapan usia ini, Parents bisa mendorong anak untuk mencari solusi sebanyak mungkin. Solusi itu tidak harus solusi yang tepat jadi biarkan saja anak berpikir sekreatif mungkin. Setelah semua ide solusi terkumpul, diskusikan dengan anak apa yang akan terjadi jika ia melakukan solusi-solusi tersebut. Apakah solusi itu bisa dilakukan? Apakah aman? Bagaimana perasaan orang lain jika anak melakukan solusi itu? Jika diperlukan, Parents bisa mengajak anak untuk melakukan role play agar ia memahami konsekuensi dari perilakunya dengan lebih konkret

- Anak usia 7-11 tahun

Semakin besar usia anak, maka masalah yang akan dihadapi juga semakin besar. Jadi apabila anak menghadapi tantangan yang sulit, coba ajak anak untuk membaginya menjadi bagian yang lebih kecil. Misalnya anak mendapatkan nilai jelek di kelas, tanyakan apa masalahnya? Apabila nilai buruk dikarenakan tugas yang tidak selesai, mungkin anak bisa membuat daftar tugas dan menyelesaikannya satu per satu. Atau apabila dikarenakan ujian yang sulit, coba bantu anak cari pola belajar yang lebih tepat.

Parents juga bisa mengajak anak untuk menulis masalahnya dan solusi apa yang bisa dilakukan. Setelah itu diskusikan kira-kira solusi mana yang bisa berhasil dan mana yang tidak dan apa alasannya. Hal ini bisa membantu anak untuk belajar berpikir kritis dan mempertimbangkan solusi yang akan ia pilih dengan lebih terarah

- Anak usia 12 tahun ke atas

Dorong anak membuat sebuah project sesuai dengan minatnya. Misalnya project memasak setiap hari minggu atau project berlatih 5 lagu menggunakan gitar dalam 2 bulan. Dengan memiliki suatu project, anak pasti akan menemui suatu masalah sehingga anak bisa belajar bagaimana menyelesaikannya

Ketika anak merasa kesulitan untuk memecahkan masalahnya sendiri, Parents bisa membantu dengan berbagi pendekatan pemecahan masalah

- Mulai dari mendeskripsikan masalah apa yang ingin diselesaikan dan hasil seperti apa yang diharapkan

- Jabarkan tantangan atau hambatan apa yang dihadapi

- Tulis semua solusi yang terpikirkan dengan pertimbangan pro dan kontranya

- Jelaskan mengenai keputusan yang diambil dan alasannya

- Buat rencana mengenai apa yang akan dilakukan jika solusi itu gagal


Selain tips-tips di atas, ternyata berlatih memecahkan masalah juga dapat dilakukan dengan fun lho! Berikut ini beberapa permainan yang bisa Parents mainkan bersama dengan anak

Bermain puzzle

Puzzle memiliki tingkat kesulitan yang beragam sehingga bisa disesuaikan dengan usia anak. Melalui Puzzle anak bisa belajar untuk menganalisa masalah, mencari cara untuk menyelesaikannya, seta meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan koordinasi tangan-mata. Ketika anak merasa kesulitan, dorong ia untuk terus berusaha agar ia belajar mengenai kegigihan dan tidak mudah menyerah

Mencari harta karun

Kegiatan ini bisa dilakukan di dalam maupun di luar rumah. Biarkan anak mencari suatu benda dengan petunjuk, misalnya menggunakan peta atau teka teki

Membaca

Ketika anak membaca cerita, ia akan berkenalan dengan berbagai karakter dan masalahnya. Anak bisa belajar dari karakter tersebut mengenai cara menyelesaikan masalah. Diskusikan juga kepada anak apakah ada solusi lainnya

Membuat karya seni atau kerajinan tangan

Karena memecahkan masalah membutuhkan kreativitas, maka beri kesempatan anak berkreasi untuk meningkatkan kreativitasnya. Parents juga bisa mengajak anak untuk membetulkan mainan yang rusak

Maze

Bermain maze juga dapat membantu anak meningkatkan kemampuan motorik, kemampuan observasi, mencari tujuan akhir, dan memecahkan masalah.

Bermain blok

Biarkan anak membangun apapun yang mereka inginkan. Dengan bermain blok, anak akan berpikir apa yang ingin ia bangun dan bagaimana menyatukan kepingan-kepingan sehingga keinginannya terwujud. 

Moral dilemma

Untuk anak yang lebih besar, Parents bisa mengajak anak bermain moral dilemma dengan menanyakan beragam pertanyaan di situasi sosial. Misalnya bagaimana jika seorang penjual memberikan uang kembalian yang lebih? Atau bagaimana jika anak melihat temannya di-bully?



Referensi:

Cullins, A. (n.d). How to teach problem solving skills to children and preteens. Big Life Journal. https://biglifejournal.com/blogs/blog/how-teach-problem-solving-strategies-kids-guide

Li, P. (2023). How to teach problem solving skills for kids. Parenting for Brain. https://www.parentingforbrain.com/problem-solving-skills/

Ravi, A. (2022). 15 fun activities to teach problem solving to kids. Momjunction. https://www.momjunction.com/articles/how-to-teach-problem-solving-for-kids-activities_00733680/