Ada nggak nih Parents yang selalu bantuin ngerjain PR anaknya karena takut anaknya salah ngerjain? Atau bahkan ada Parents yang terobsesi dengan keberhasilan anak? Mulai dari nilainya harus bagus, harus masuk sekolah bagus, harus disayang guru, dan harus-harus lainnya. Eitss, hati-hati ya, jangan-jangan Parents termasuk dalam kategori Helicopter Parent!

Wajar banget kok namanya orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak karena salah satu tugas orang tua adalah pelindung anak. Tetapi jika berlebihan ternyata efeknya menjadi kurang baik. Orang tua menjadi over-protective dan terlalu terlibat dalam kehidupan anak, dan oleh Foster Cline dan Jim Fay diistilahkan sebagai Helicopter Parenting.

Helicopter parenting memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:

Beberapa penelitian menyebutkan dampak negatif dari helicopter parenting. Mulai dari memicu timbulnya gangguan kecemasan, terlalu bergantung pada orang lain, sering mengkritik diri sendiri, takut melakukan kesalahan, hingga resiko mengalami depresi. Selain itu helicopter parenting juga bisa membuat anak kurang mampu mengambil keputusan dan juga dapat berpengaruh terhadap kemampuan akademiknya.

Kenapa efeknya bisa seperti itu?

Pertama, orang tua yang melakukan helicopter parenting secara sadar atau tidak sadar memberi pesan kepada anak bahwa ia tidak aman jika orang tua tidak melindunginya. Akibatnya anak menjadi tidak siap menghadapi tantangan dalam dunia nyata. Mereka tidak mampu mencari solusi dan membuat keputusan saat menghadapi suatu masalah.

Selain itu karena anak-anak terbiasa harus memenuhi standar yang tinggi, mereka menjadi lebih mudah cemas. Adanya ketakutan mereka melakukan kesalahan atau mengalami kegagalan sehingga mereka menjadi mudah cemas dalam melakukan sesuatu. Ketika anak juga terlalu "disetir" kehidupannya, mereka menjadi tidak tahu tujuan hidupnya. Akibatnya mereka merasa "tersesat" dan juga kesulitan mencari makna serta kebahagiaan dalam hidupnya 

Lalu gimana nih biar Parents nggak menjadi helicopter parent?


Dorongan untuk melibatkan diri dalam kehidupan anak tumbuh dari perasaan cinta dan tanggung jawab kepada anak-anak kita. Namun perlu diingat pula bahwa tidak selamanya kita bisa mendampingi mereka. Oleh karena itu, mari berikan bekal kemandirian kepada anak-anak agar kelak mereka mampu menjadi sosok yang mampu menghadapi segala rintangan dalam hidupnya.




Referensi:

Schwartz, S. (n.d.) Helicopter parenting: From good intentions to poor outcomes. https://www.gottman.com/blog/helicopter-parenting-good-intentions-poor-outcomes/