Menjadi orang tua dan membesarkan anak adalah salah satu hal yang ingin kita lakukan dengan baik. Akibatnya beberapa orang tua memiliki tekanan untuk menjadi orang tua yang sempurna. Tapi sayangnya menjadi orang tua sempurna adalah hal yang tidak mungkin dilakukan. Apabila keinginan untuk menjadi orang tua sempurna ini terus ada maka lama kelamaan akan muncul rasa cemas, perasaan bersalah, tidak bahagia, dan malu saat keinginan itu tidak tercapai.

Eittsss, ternyata Parents tidak perlu menjadi orang tua sempurna,lho! Yang perlu Parents lakukan adalah menjadi good enough parent. Konsep ini dikenalkan oleh Dr Donald Winnicott pada tahun 1950-an. Beliau adalah seorang dokter anak dan psikoanalisis yang mendalami tema mengenai ibu dan anak. 

Menurut Dr Winnicott, orang tua yang baik dimulai dengan menjadi orang tua yang responsif untuk memenuhi kebutuhan bayi. Namun seiring dengan pertumbuhan anak, respons orang tua perlu menurun untuk memberikan kesempatan pada anak belajar dari pengalamannya sendiri. Orang tua hanya perlu memenuhi sekitar 30% dari kebutuhan anak sehingga anak mampu tumbuh menjadi anak yang bahagia dan tangguh serta memiliki kedekatan dengan orang tua.

Dunia adalah tempat yang tidak sempurna, dipenuhi oleh banyak kekecewaan dan kegagalan. Dengan menjadi orang tua yang tidak sempurna akan membantu anak untuk lebih tangguh dan mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu menunjukkan ketidaksempurnaan juga akan membantu anak menerima diri mereka apa adanya

Tapi bukan berarti kita tidak berusaha untuk memenuhi kebutuhan anak ya. Poin pentingnya adalah orang tua perlu merawat diri dan juga tidak terlalu keras pada diri sendiri saat mengalami kegagalan. Cobalah untuk melepaskan rasa bersalah saat Parents melakukan kesalahan. Jangan lupa untuk luangkan waktu diri sendiri, misalnya dengan menikmati makanan atau menikmati momen mandi

Dengan menjadi good enough parent, orang tua akan menjadi lebih bahagia, akan menjadi versi yang lebih baik dari dirinya sendiri, dan juga akan lebih menikmati proses menjadi orang tua

Lalu bagaimana cara menjadi good enough parent?

Menerima bahwa anak hanyalah manusia dan tidak sempurna

Parents perlu menyadari sebagaimana tidak adanya orang tua sempurna, maka tidak ada juga anak yang sempurna. Menerima ketidaksempurnaan anak bukan berarti kita tidak mendidik mereka untuk berperilaku baik ya. Orang tua perlu bersabar saat anak melakukan kesalahan karena setiap orang belajar dalam jangka waktu yang berbeda-beda. Tugas yang dianggap mudah oleh orang tua mungkin terasa sulit bagi anak dan ia membutuhkan waktu untuk bisa menyelesaikannya dengan baik. Maka dari itu orang tua perlu bersabar dan jangan mengharapkan kesempurnaan dari anak. Beberapa orang tua merasa stres ketika anaknya tantrum, marah, atau frustasi karena mereka merasa bahwa membahagiakan anak adalah tugas orang tua. Padahal kenyataannya, anak-anak wajar mengalami stres, bahkan bagian penting dalam perkembangan anak.

Membuat kesalahan bukan berarti menjadi orang tua yang buruk

Saat membuat kesalahan, orang tua tidak perlu terlalu keras terhadap dirinya sendiri. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Sehingga ketika Parents melakukan suatu kesalahan, tidak otomatis Parents menjadi orang tua yang buruk. Toxic parenting adalah perilaku yang konsisten dan berulang dalam melakukan kesalahan dalam pengasuhan. Jadi kalau Parents hanya sesekali melakukan kesalahan, bukan berarti Parents otomatis menjadi orang tua yang toxic

Merawat diri sendiri

Orang tua perlu meluangkan waktu untuk merawat diri sendiri karena orang dewasa yang sehat mental akan menjadi orang tua yang lebih baik. Merawat diri sendiri bukanlah perilaku yang egois. Parents ingat kan instruksi ketika kondisi darurat di pesawat, bahwa jika masker oksigen turun maka orang tua harus mengenakan masker itu terlebih dulu baru membantu anak. Jadi jangan lupa luangkan waktu dan buat jadwal untuk merawat diri ya

Melakukan resolusi

Berdasarkan suatu penelitian oleh Edward Tronick, menyebutkan bahwa orang tua hanya 20-30% benar-benar terhubung secara emosional oleh anaknya. 30% lainnya orang tua tidak terkoneksi dan tidak tahu mengapa anaknya marah atau menangis. Sisa 30% lainnya adalah hal yang paling penting, yaitu orang tua berusaha untuk bisa terkoneksi dengan anaknya setelah mengalami kegagalan dengan melakukan resolusi. Usaha orang tua ini akan membentuk resiliensi (daya lenting) pada diri anak. Proses resolusi ini juga akan membentuk kelekatan yang sehat antara orang tua dengan anak

Perasan bersalah yang muncul bisa mengarah ke perasaan malu dan meragukan kemampuan diri sendiri. Terkadang para orang tua bertanya kepada diri sendiri “Apakah aku orang tua yang baik?” “Apakah aku sudah melakukan yang terbaik untuk anakku?” Namun cobalah Parents juga bertanya pada diri sendiri “Bagaimana aku bisa melihat ini sebagai kesempatan untuk menjadikan diriku lebih baik?

Ketika Parents melakukan kesalahan, cobalah melakukan resolusi pada anak. Sampaikan “Apa yang Bapak/Ibu lakukan itu tidak baik karena … Bapak/ibu meminta maaf dan Bapak/Ibu ingin memperbaiki diri untuk ke depannya”. Proses ini sangat penting karena Parents akan menjadikan kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar dan juga mencontohkan cara penyelesaian masalah, kreativitas, serta regulasi emosi pada anak.

 

Referensi:

Johnson, P. (2021). Good enough parenting. Forest Psychology. https://forestpsychology.com.au/good-enough-parenting/#:~:text=Winnicott%20found%20that%20meeting%20the,experiments%2C%20came%20to%20similar%20conclusions.

Li, p. (2022). Why good enough parenting is the best. Parenting for Brain. https://www.parentingforbrain.com/good-enough-parenting/